Penyakit penis ada beragam dan dapat terjadi di segala usia. Sebagian penyakit ini tidak berbahaya, tetapi ada juga penyakit penis yang bisa menyebabkan masalah serius, misalnya gangguan kesuburan. 

Ketika terdapat gangguan pada penisnya, pria bisa mengalami berbagai gejala, seperti rasa sakit pada penis, sulit buang air kecil, sulit mencapai orgasme, dan masalah kesuburan atau infertilitas. Selain itu, penyakit penis juga bisa menyebabkan pria menjadi stres dan kurang percaya diri.

Penyakit Penis, Kenali 7 Jenis dan Gejalanya - Alodokter

Beragam Jenis Penyakit Penis yang Bisa Terjadi

Penting untuk mengetahui berbagai jenis penyakit penis dan gejalanya agar Anda bisa mewaspadainya. Berikut ini adalah penyakit penis yang perlu diketahui:

1. Penyakit menular seksual

Ada berbagai macam penyakit menular seksual pada penis, seperti chlamydia, gonorea, herpes kelamin, dan sifilis (raja singa).

Penyebabnya bisa karena infeksi bakteri, virus, atau parasit yang menular dari orang ke orang melalui darah, air mani, atau cairan vagina. Penyebaran infeksi biasanya terjadi saat melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi, berhubungan seks dengan banyak pasangan, atau memiliki riwayat penyakit menular seksual.

Pada kondisi ini, penis mengalami nyeri saat buang air kecil dan ejakulasi, keluar cairan dari penis yang berbau busuk atau berwarna, sering merasa ingin buang air kecil, dan ada benjolan atau luka di penis. Tanpa penanganan yang tepat, penyakit menular seksual bisa menyebabkan gangguan kesuburan.

2. Penyakit Peyronie

Penyakit Peyronie ditandai dengan terbentuknya benjolan keras berupa plak di bagian atas atau bawah penis hingga membuat penis melengkung. Penyakit penis ini menyebabkan penderitanya kesulitan mendapatkan atau mempertahankan ereksi dan terkadang membuat penis terasa sakit.

Penyebab penyakit Peyronie masih belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko pria mengalami penyakit ini, di antaranya cedera atau benturan pada penis, vaskulitis, faktor penuaan, atau faktor genetik.

3. Priapismus

Priapismus adalah kondisi penis yang mengalami ereksi terus-menerus selama lebih dari 4 jam sehingga membuat penis terasa sakit. Priapismus terjadi karena darah yang mengalir ke pembuluh darah area penis tidak sepenuhnya kembali. 

Priapismus bisa disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya penyalahgunaan narkoba atau minuman beralkohol, anemia, cedera pada penis, gangguan saraf tulang belakang, atau efek samping obat-obatan tertentu.

Penyakit penis ini harus segera diobati karena bisa membuat penis cedera atau terluka. Jika tidak ditangani dengan baik, priapismus dalam jangka panjang bisa menyebabkan komplikasi berupa disfungsi ereksi.

4. Balanitis

Balanitis adalah peradangan di kulup atau kepala penis. Penyakit ini sering terjadi pada pria yang belum disunat atau kurang menjaga kebersihan penis. 

Pada pria yang tidak disunat, kotoran penis (smegma) lebih mudah mengendap dan menumpuk di bagian kulit kepala penis. Hal ini bisa memicu terjadinya infeksi dan peradangan di bagian kepala penis.

Saat mengalami penyakit penis balanitis, Anda akan merasakan beberapa gejala, seperti nyeri saat buang air kecil, ruam dan kemerahan pada penis, muncul kotoran seperti lemak tebal di bawah kulup, serta pembengkakan dan nyeri di sekitar kulup.

5. Phimosis

Phimosis atau fimosis adalah kondisi kulup penis terlalu ketat hingga tidak dapat ditarik kembali ke atas kepala penis. Penyakit penis ini masih dikatakan normal, jika terjadi pada bayi dan balita. Namun, jika menetap sampai remaja atau dewasa, phimosis kemungkinan besar disebabkan oleh jaringan parut pada kulup.

Phimosis sebenarnya tidak termasuk penyakit penis yang berbahaya. Namun, jika sampai menimbulkan keluhan tertentu, seperti penis terasa nyeri dan bengkak, tampak kemerahan, atau sakit saat buang air kecil, kondisi ini harus segera diobati. Pada orang dewasa, phimosis bisa disebabkan oleh infeksi di kulup penis.

6. Paraphimosis

Paraphimosis adalah kondisi kulup tidak dapat dikembalikan ke posisi semula setelah tertarik ke atas kepala penis. Pada kondisi ini, aliran darah ke penis menjadi terhalang sehingga menyebabkan perubahan warna ujung penis menjadi keunguan atau kebiruan.

Paraphimosis biasanya terjadi setelah ereksi atau saat berhubungan seks. Ini merupakan penyakit penis yang termasuk kondisi darurat dan harus segera ditangani oleh dokter. Jika tidak diobati, paraphimosis bisa menyebabkan penis nyeri dan bengkak, serta memicu terjadinya kerusakan atau kematian jaringan.

7. Kanker penis

Kanker penis merupakan penyakit penis yang jarang terjadi. Namun, jika tidak segera diobati, kanker penis bisa menyebar ke bagian tubuh atau organ lainnya. Gejala kanker penis awalnya ditandai dengan adanya benjolan, ruam, atau luka di area penis yang tidak sembuh setelah 4 minggu.

Beberapa gejala lain dari kanker penis yang perlu diwaspadai adalah perdarahan dari penis atau di bawah kulup, keluar cairan yang berbau tidak sedap dari penis, pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan, serta perubahan warna pada kulit penis.

Untuk menghindari penyakit penis, jagalah selalu kesehatan alat vital dengan rajin membersihkan penis, mendapatkan vaksin HPV, rutin olahraga, berhenti merokok, menghindari konsumsi minuman beralkohol, serta memeriksakan penis secara rutin.

Selain itu, penting juga untuk selalu melakukan hubungan seksual yang aman dengan menggunakan kondom dan tidak berganti pasangan.

Jika Anda mengalami keluhan yang mengarah pada penyakit penis, jangan ragu atau malu untuk berkonsultasi dengan dokter melalui Chat Bersama Dokter. Konsultasi dapat dilakukan dengan mudah dan tanpa tatap muka. Nantinya, dokter akan memberikan penanganan dan saran tindakan selanjutnya yang tepat, agar kesehatan dan fungsi penis Anda tetap terjaga.