Pengobatan rematik bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah kekambuhan. Selain obat-obatan, perawatan mandiri di rumah, seperti kompres hangat, olahraga ringan, dan pola makan sehat juga dapat membantu mendukung proses penyembuhan.
Rematik adalah istilah umum untuk sejumlah penyakit yang menyerang sendi, otot, dan jaringan ikat, termasuk yang disebabkan oleh gangguan autoimun, seperti arthritis reumatoid. Pada penderita rematik, sistem kekebalan tubuh berbalik menyerang persendian yang sehat, sehingga sendi menjadi nyeri, kaku, dan bengkak.
Penyakit rematik kerap dianggap sama dengan radang sendi (arthritis), padahal istilah ini mencakup beragam kondisi, mulai dari gangguan autoimun hingga penyakit degeneratif. Beberapa penyakit tersebut adalah ankylosing spondylitis, lupus, penyakit asam urat (gout), osteoartritis, artritis psoriatik, dan arthritis reumatoid.
Pengobatan rematik sebaiknya dilakukan oleh dokter spesialis reumatologi guna memperoleh terapi sesuai dengan jenis rematik, tingkat keparahan, dan kondisi kesehatan penderitanya. Penanganan yang cepat dan sesuai dapat meredakan gejala serta mencegah kekambuhan dan komplikasi.
Berbagai Pilihan Pengobatan Rematik
Pengobatan rematik bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah kondisi memburuk, terutama nyeri sendi yang kerap mengganggu aktivitas. Kondisi tersebut dapat diatasi dengan melakukan kombinasi beberapa terapi, seperti mengonsumsi obat dan melakukan fisioterapi.
Berikut ini adalah berbagai pilihan pengobatan rematik yang bisa dilakukan untuk mengatasi gejalanya:
1. Latihan pernapasan
Nyeri akibat rematik bisa terjadi kapan pun dan di mana pun. Latihan pernapasan dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan relaksasi saat nyeri rematik muncul, meskipun metode ini tidak secara langsung mengatasi peradangan pada sendi.
Pengobatan rematik satu ini dilakukan dengan cara menarik napas panjang dan dalam secara teratur, kemudian mengembuskannya melalui hidung atau mulut secara perlahan.
Lakukan latihan pernapasan ini berulang kali hingga Anda merasa tenang dan lebih rileks. Agar lebih fokus, Anda juga dapat melakukannya sambil memejamkan mata.
Pengobatan rematik ini bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, baik dalam posisi berdiri, duduk, atau berbaring. Anda juga bisa menggabungkan latihan pernapasan dengan gerakan-gerakan sederhana, seperti yoga atau tai chi.
2. Jahe
Selama berabad-abad, jahe telah digunakan sebagai pengobatan pendukung untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, termasuk rematik. Jahe mengandung senyawa gingerol dan shogaol yang bersifat antiradang ringan. Hal tersebut dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman akibat rematik.
Senyawa-senyawa tersebut akan menghambat enzim dalam tubuh agar tidak menimbulkan peradangan. Dengan demikian, nyeri yang merupakan efek peradangan karena rematik dapat berkurang.
Untuk pengobatan rematik, jahe dapat diolah lalu diminum sebagai teh atau jamu, maupun dioleskan ke area yang nyeri. Meski jahe bersifat alami, manfaatnya sebagai pengobatan rematik masih perlu diteliti lebih lanjut secara klinis.
3. Kunyit
Kurkumin dalam kunyit memiliki potensi efek antiradang dan dapat digunakan sebagai terapi pendamping. Namun, efektivitasnya sebagai pengobatan utama rematik masih memerlukan bukti klinis yang lebih kuat.
Kurkumin bekerja dengan cara menekan produksi senyawa kemokin dan sitokin penyebab peradangan. Kunyit sebagai pengobatan pendukung untuk rematik dapat diolah dan dikonsumsi sebagai teh, jamu, bumbu masakan, sampai suplemen.
4. Kompres hangat atau kompres dingin
Untuk mengendurkan otot yang tegang sekaligus meredakan nyeri, bengkak, dan kaku pada area tubuh yang terkena rematik, Anda dapat mengompres area tersebut dengan kompres hangat atau kompres dingin.
Kompres hangat bisa dilakukan dengan menggunakan handuk yang telah direndam dalam air hangat. Sementara itu, kompres dingin dapat dilakukan dengan menaruh es batu yang telah dibungkus kain.
Anda juga bisa mandi atau berendam air hangat untuk membantu meredakan nyeri dan otot yang kaku akibat rematik. Rasa hangat dari air dapat membantu meredakan nyeri otot.
5. Krim antinyeri
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa krim yang mengandung capsaicin, salicylic acid, atau mentol dapat meredakan nyeri akibat penyakit rematik. Kandungan-kandungan tersebut mampu menghambat zat yang menimbulkan peradangan dan nyeri pada penderita rematik.
Selain itu, Anda juga dapat menggunakan krim yang mengandung diklofenak. Krim tersebut dapat membantu meredakan nyeri dan bengkak ringan pada sendi. Namun, pengobatan rematik yang satu ini hanya bisa Anda dapatkan dengan resep dokter.
Jika Anda merasa pengobatan yang dijalani belum efektif, konsultasikan kembali dengan dokter. Obat rematik efektif meredakan gejala, tetapi hasilnya bisa berbeda pada tiap orang, sehingga pemantauan rutin oleh dokter tetap diperlukan.
6. Obat antinyeri
Selain menggunakan krim antinyeri, Anda juga bisa mengonsumsi obat antinyeri. Obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi zat yang menyebabkan peradangan pada area tubuh. Dengan begitu, nyeri akibat rematik dapat berkurang.
Obat-obatan ini dapat Anda peroleh dengan atau tanpa resep dokter. Beberapa obat yang termasuk ke dalam kelompok obat antinyeri adalah ibuprofen, diklofenak, dan naproxen. Obat-obat tersebut tersedia dalam bentuk tablet, kaplet, kapsul, dan sirop.
Meski bisa dibeli secara bebas tanpa resep dokter, Anda perlu berhati-hati saat menggunakan obat-obatan tersebut karena bisa menimbulkan efek samping, terutama pada penderita gangguan lambung atau ginjal. Oleh karena itu, pastikan Anda membaca kembali aturan pakai yang tertera di kemasan atau ikuti anjuran dokter, ya.
7. Obat antiperadangan
Obat antiperadangan, seperti disease modifying antirheumatic drugs (DMARDs) dan kortikosteroid, sering diresepkan untuk menangani rematik, terutama arthritis reumatoid.
Kortikosteroid akan menghambat produksi zat yang menimbulkan peradangan dalam tubuh. Sementara itu, DMARDS bekerja sebagai imunosupresan atau penekan aktivitas sistem imun yang akan menurunkan peradangan. Obat-obatan antiperadangan ini tersedia dalam bentuk tablet dan kaplet.
Meski begitu, penggunaan obat kortikosteroid dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko terkena osteoporosis, diabetes, dan tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu, ya.
8. Operasi
Perawatan atau obat-obatan diberikan untuk mengatasi keluhan dan mencegah komplikasi rematik berupa kerusakan sendi. Namun, jika kerusakan sendi yang terjadi sudah parah, dokter akan menyarankan operasi untuk mengurangi rasa sakit dan memperbaiki kerusakan sendi, sehingga fungsinya dapat dipertahankan.
Jenis operasi yang biasa dokter lakukan sebagai pengobatan rematik adalah:
- Sinovektomi, untuk mengangkat lapisan sendi yang mengalami peradangan
- Operasi tendon, untuk memperbaiki tendon yang kendur atau putus
- Operasi fusi sendi (arthrodesis), untuk mengangkat jaringan yang rusak dan menyambungkannya kembali dengan menggabungkan tulang yang rusak dengan sepotong tulang kecil dari bagian tubuh lain
- Operasi penggantian sendi total (total joint replacement), dilakukan dengan mengangkat bagian sendi yang rusak dan menggantinya dengan sendi buatan dari logam atau plastik
Selain pengobatan rematik di atas, gejala rematik juga dapat diatasi dengan melakukan beberapa perawatan alternatif, seperti akupunktur dan terapi pijat. Namun, belum ada bukti yang cukup kuat untuk memastikan efektivitas perawatan tersebut.
Untuk mendukung keberhasilan pengobatan rematik dan mencegah rematik menjadi makin parah, Anda juga disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat, mulai dari mengonsumsi makanan kaya akan omega-3 dan antioksidan, tidur minimal 7 jam per hari, dan berolahraga setidaknya 30 menit per hari.
Jika gejala rematik tidak membaik atau justru makin parah, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter melalui chat. Dengan begitu, dokter dapat memberikan pengobatan rematik lebih lanjut sehingga gejala rematik yang Anda derita segera teratasi dan tidak menimbulkan masalah kesehatan lain yang lebih serius.